; Makalah Kebidanan Perubahan dan Adaptasi Psikologi Masa Kehamilan - Cerita Gigi

Makalah Kebidanan Perubahan dan Adaptasi Psikologi Masa Kehamilan

by - December 14, 2018




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Kehamilan merupakan saat yang sangat menakjubkan dalam kehidupan seorang wanita. Hal itu juga merupakan saat yang menegangkan ketika sebuah kehidupan baru yang misterius bertumbuh dan berkembang didalam Rahim. Sekali kehamilan terjadi, berbagai macam efek terjadi didalam tubuh wanita, baik efek karena perubahan hormone, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita yang menghamili kehamilan.

Seiiring dengan pertumbuhan janin dalam Rahim, muncul berbagai tanda yang menunjukkan terjadinya kehamilan. Pada kehamila, terjadi perubahan pda seluruh tubuh wanita, khususnya pda daerah genitalia eksterna dan interna, serta pada payudara. Hal ini disebabkan karena peran hormone somatomamotropin, esterogen dan progesterone dalam kehamilan.

Selain perubahan fisik, wanita hamil juga akan mengalami perubahan psikologis, yang juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan hormone. Perubahan-perubahan ini berinteraksi dengan factor-faktor interna dan memengaruhi masa transisi wanita hamil ke masa menjadi ibu. Sering kali, kita dengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu. Namun, tidak jarang juga ada wanita yang merasa khawatir dengan kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya atau kemungkinan bayinya tidak normal.  

1.2  Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini agar mahasiswa dapat
1.      Menjelaskan perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan ?
2.      Menjelaskan pengaruh factor psikologis terhadap kehamilan ?

1.3  Manfaat
1.      Mengetahui tentang perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
2.      Mengetahui pengaruh factor psikologi terhadap kehamilan












BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Perubahan dan Adaptasi Psikologi Kehamilan
Pentingnya Faktor Psikologi dalam Kehamilan
Lebih dari 2/3 kematian neonatal berhubungan dengan pertumbuhan janin terhambat dan kelainan congenital (Bulter&Bonham, 1963) dan masalah ini berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan faktor-faktor yang muncul pada saat sebelum atau selama proses kelahiran. Permasalahan tersebut dapat terdeteksi dengan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas.
Namun, sebagian ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilannya sehingga bidan harus bekerja ekstra untuk mengurangi hal tersebut sehingga secara otomatis dapat menurunkan angka kematian perinatal. Perhatian ini khususnya ditujukan untuk wanita dengan kondisi kehamilan usia muda, unsupported woman, wanita dengan riwayat subfertilitas, wanita yang ingin menterminasi kehamilannya.
Seorang bidan juga hendaknya dapat menfasilitasi hubungan antara ibu dan bayi  karena ibu dan bayi dapat lebih terjalin sebelum bayi lahir, hubungan ini bukan hanya mempengaruhi kondisi kebahagiaan dan segi psikologis ibu tetapi akan mempengaruhi pertumbuhan fisik, sosial, emosional, dan intelektual bayi. Pikiran ibu tentang dirinya, khususnya mengenai perannya sebagai ibu. Selama masa kehamilan terkadang calon ibu dilanda kekhawatiran/kecemasan akan kemampuan dalam merawat bayinya.
Oalkey (1975) mendokumentasikan harapan dan kecemasan ibu hamil yang datang kunjungan ke klinik, sebagian menyatakan ragu akan kemampuan untuk merawat bayi dan ada juga yang menyatakan apakah saya akan menyukai untuk melakukan perawatan nanti. Ibu hamil yang mengalami kecemasan, stress dan depresi membutuhkan support konseling.
Newton (1979) mengatakan bahwa stress selama kehamilan menyebabkan persalinan premature, BBLR. Pada saat ini medikalisasi meningkat dan kehamilan di anggap sebagai suatu hal yang patologis. Dalam kaitannya dengan philosofy kebidanan bahwa kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis sehingga seorang bidan harus berupaya untuk meminimalisir adanya intervensi dalam masa kehamilan, persalinan-kelahiran dan nifas dalam upaya untuk menurunkan mortalitas dan mordibitas.
Namun kebanyakan wanita dapat melewati persalinan yang normal dan merawat bayi dengan baik, tetapi ada juga yang membutuhkan ekstra bantuan dari provider untuk menjalankan perannya sebagai ibu.


2.1.1Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan mambuat fakta wanita bahwa ia hamil. Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi aman.
Perubahan psikologis dari trimester 1 disebabkan karena adaptasi tubuh terhadap peningkatan hormon progesteron dan esterogen. Segera setelah terjadi perubahan, hormon progesteron  dan esterogen dalam tubuh akan meningkat dan ini akan menyebabkan  timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidsak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Seringkali pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu hamil akan mencari  tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu di perhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Sekarang wanita merasa sedang hamil dan perasaannya pun bisa menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini dipengaruhi oleh keluhan umum seperti lelah, mual, sering BAK, membesarnya payudara. Perubahan emosi yang sering terjadi adalah mudah menangis, mudah tersinggung, kecewa penolakan, dan gelisah serta seringkali biasanya pada awal kehami   lan ia berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Ibu sering merasa ambivalen, bingung, sekitar 80% ibu melewati kekecewaan menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul karena adanya perasaan takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kecacatan, kematian bayi, kematian saat persalinan, takut rumah sakit dan lain-lain. Persaan takut ini hendaknya diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak orang yang membantu dan memberi perhatian. Oleh karena itu, sangat penting adanya keberanian wanita untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga maupun bidan.
Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan relasi dengan suami. Wanita merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang atraktif adanya perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya diri. Kebanyakan wanita mengalami penurunan libido penurunan ini. Keadaan ini membuthkan adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami. Perubahan psikolog ini menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat mendekati persalinan.
Kegelisahan sering dibarengi dengan mimpi buruk, firasat dan saat ini sangat mengganggu. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman akan kehamilan, bahaya/resiko, komitmen untuk menjadi orang tua, pengalamanhamil akan membuat wanita menjadi siap. Perasaan ambivalen akan berkurang pada akhir trimester 1 ketika wanita sudah menerima/menyadari bahwa dirinya hamil dan didukung oleh perasaan aman untuk mengekspresikan perasaannya.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut menciderai janin.
Reaksi para calon orang tua yang biasanya terjadi pada Trimester 1 adalah :
1.      Calon ibu
a.       Terbuka atau diam-diam
b.      Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya
c.       Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
d.      Antisipasi karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan
e.       Perasaan gembira
f.       Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
g.      Menerima/menolak perubahan fisik

2.      Calon ayah
a.       Berbeda tergantung dari : usia, jumlah anak, interes terhadap anak, stabilitas ekonomi.
b.      Menerima atau menolak keadaan istri yang bisa disebabkan karena adanya gangguan komunikasi.
c.       Toleransi terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun.
d.      Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru diluar rumah

2.1.2 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Trimester II

Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.
Pada trimester II, tubuh ibu sudah beradaptasi dengan kadar hormon yang lebih tinggi, sehingga merasa lebih sehat dibandingkan dengan trimester I. Periode ini sering disebut periode sehat ibu sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin membesar, terlihat gerakan janin saat di USG semakin meyakinkan bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya, oleh karena itu sekarang ia lebih fokus memperhatikan bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha untuk terlihat sebagai ibu yang baik, dan dengan adanya gerakan janin ia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru ketertarikannya pada kehamilan dan persalinan serta persiapan untuk menjadi peran baru.
Kebanyakan wanita mempunyai libido yang meningkat dibandingkan trimester 1, hal ini terjadi karena ketidaknyamanan berkurang, ukuran perut tidak begitu menganggu, berkurangnya kegelisahan dan kekhawatiran.
Reaksi para calon orang tua yang biasanya terjadi pada trimester II adalah :
1.      Calon ibu
a.       Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
b.      Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima daan menganggap sebagai bagian dirinya.
c.       Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
d.      Mencari perhatian suami
e.       Berkosentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
f.       Perasaan lebih berkembang seingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya
g.      Perasaan cenderung lebih stabil

2.      Calon ayah
a.       Merasa senang dengan pergerakan janin
b.      Melibatkan diri dengan masalah kehamilan istrinya
c.       Memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh istrinya
d.      Bila merasa gagal dalam memberikan perhatian ini ayah menghabiskan waktu diluar rumah
e.       Bila berhasil, perhatian yang di berikan lebih besar lagi

2.1.3  Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Pada periode ini ibu tidak sadar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan, perhatian ibu berfokus pada bayinya,sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera, dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggap membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, mebuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayinya, menduga-duga akan jenis kelamin dan rupa bayinya.
Pada trimester III ini juga biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayi, persalinan, nyeri persalinan dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirakan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek menjadi lebih ketrgantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungabn dari suami, bidan dan keluarganya. Masa ini juga disebut masa krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena adanya krisis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega (Oalkey, dalam sweet, 1999).
Mereka merasa kesepian dan terisolasi dirumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tindakan medikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji dengan teliti/hati-hati sejumlah stress yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan memberikan dukungan.
Reaksi para calon orang tua yang biasanya terjadi pada trimester III adalah :
1.      Calon ibu
a.       Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image
b.      Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takur perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
c.       6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
d.      Adanya perasaan tidak nyaman
e.       Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
f.       Menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi persalinan

2.      Calon ayah
a.       Meningkatnya perhatian pada kehamilan istrinya
b.      Meningkatnya tanggung jawab finansial
c.       Perasaan takut kehilangan istri dan bayinya
d.      Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya



2.2 Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Kehamilan

Kehamilan merupakan krisis maternitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena menyiapkan wanita tersebut untuk memberi perawatan dan mengemban tugas yang lebih berat. Apabila wanita hamil berubah perangainya menjadi cepat naik darah atau yang rajin menjadi lebih malas, hal tersebut merupakan hal yang wajar karena wanita tersebut mengalami perubahan emosi.

Respons emosional selama kehamilan bergantung pada beberapa factor yaitu dari internal maupun eksternal.

1.      Faktor Internal
Ini meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu, emosi yang labil dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang denga kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami ibunya.

2.      Faktor Eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar, bentuknya sangat bervariasi. Misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan dan masih banyak lagi.

3.      Dukungan Keluarga
Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang cenderung lebih labil daripada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama suami. Misalnya, pada kasus penentuan jenis kelamin dimana keluarga menginginkan jenis kelamintertentu, ibu hamil tersebut akan merasa cemas jika nantinya anaknya lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik mental. Keluarga juga harus membantu dan mendampingi ibu dalam menghadapi keluhan yang muncul selama kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan memengaruhi ibu berupa nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, dan mual muntah yang berlebihan.
4.      Substansi Abuse
Wanita yang memakai obat-obatan tetap mempriotaskan agar dunia mereka tetap aman. Mereka merahasiakan, mengurangi jumlah pemakaiannya, dan mengambil sikap agresif terutama bila mereka memandang tenaga kesehatan sebagai penghambat. Ini perlu kita berikan perhatian karena  pada pasien yang mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatakan dirinya sebagai teman atau pendamping yang dapat dijadikan tempat bersandar bagi pasien dalam masalah kesehatan. Pasien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.



5.      Partner Abuse
Partner abuse merupakan kekerasan selama kehamilan oleh pasangan. Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan pada ibu hamil dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Bentuk langsung antara lain trauma dan kerusakan fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta, frakur tulang, rupture uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasaan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok serta minum alcohol.  












 DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian nanny lia dewi, Surnasih, Tri.2011.Asuhan Kehamilan untuk Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Sulistyawati, Ari.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Indrayani. 2011.Buku Ajar Asuhan Kehamilan.Jakarta Timur : CV. Trans Info Media

You May Also Like

0 comments

Translate

Sponsor

loading...