BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kehamilan merupakan saat yang sangat menakjubkan dalam kehidupan seorang
wanita. Hal itu juga merupakan saat yang menegangkan ketika sebuah kehidupan
baru yang misterius bertumbuh dan berkembang didalam Rahim. Sekali kehamilan
terjadi, berbagai macam efek terjadi didalam tubuh wanita, baik efek karena
perubahan hormone, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita yang
menghamili kehamilan.
Seiiring dengan pertumbuhan janin dalam Rahim, muncul berbagai tanda
yang menunjukkan terjadinya kehamilan. Pada kehamila, terjadi perubahan pda
seluruh tubuh wanita, khususnya pda daerah genitalia eksterna dan interna,
serta pada payudara. Hal ini disebabkan karena peran hormone somatomamotropin,
esterogen dan progesterone dalam kehamilan.
Selain perubahan fisik, wanita hamil juga akan mengalami perubahan
psikologis, yang juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan hormone.
Perubahan-perubahan ini berinteraksi dengan factor-faktor interna dan
memengaruhi masa transisi wanita hamil ke masa menjadi ibu. Sering kali, kita
dengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi
seorang ibu. Namun, tidak jarang juga ada wanita yang merasa khawatir dengan
kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya atau kemungkinan bayinya
tidak normal.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun
tujuan dari makalah ini agar mahasiswa dapat
1.
Menjelaskan
perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan ?
2.
Menjelaskan
pengaruh factor psikologis terhadap kehamilan ?
1.3 Manfaat
1.
Mengetahui
tentang perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
2.
Mengetahui
pengaruh factor psikologi terhadap kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan dan Adaptasi Psikologi Kehamilan
Pentingnya
Faktor
Psikologi
dalam Kehamilan
Lebih
dari 2/3 kematian neonatal berhubungan dengan pertumbuhan janin terhambat dan
kelainan congenital (Bulter&Bonham, 1963) dan masalah ini berhubungan baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan faktor-faktor yang muncul pada
saat sebelum atau selama proses kelahiran. Permasalahan tersebut dapat
terdeteksi dengan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas.
Namun,
sebagian ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilannya sehingga bidan harus
bekerja ekstra untuk mengurangi hal tersebut sehingga secara otomatis dapat
menurunkan angka kematian perinatal. Perhatian ini khususnya ditujukan untuk
wanita dengan kondisi kehamilan usia muda, unsupported woman, wanita dengan
riwayat subfertilitas, wanita yang ingin menterminasi kehamilannya.
Seorang
bidan juga hendaknya dapat menfasilitasi hubungan antara ibu dan bayi karena ibu dan bayi dapat lebih terjalin
sebelum bayi lahir, hubungan ini bukan hanya mempengaruhi kondisi kebahagiaan
dan segi psikologis ibu tetapi akan mempengaruhi pertumbuhan fisik, sosial,
emosional, dan intelektual bayi. Pikiran ibu tentang dirinya, khususnya
mengenai perannya sebagai ibu. Selama masa kehamilan terkadang calon ibu
dilanda kekhawatiran/kecemasan akan kemampuan dalam merawat bayinya.
Oalkey
(1975) mendokumentasikan harapan dan kecemasan ibu hamil yang datang kunjungan
ke klinik, sebagian menyatakan ragu akan kemampuan untuk merawat bayi dan ada
juga yang menyatakan apakah saya akan menyukai untuk melakukan perawatan nanti.
Ibu hamil yang mengalami kecemasan, stress dan depresi membutuhkan support
konseling.
Newton
(1979) mengatakan bahwa stress selama kehamilan menyebabkan persalinan
premature, BBLR. Pada saat ini medikalisasi meningkat dan kehamilan di anggap
sebagai suatu hal yang patologis. Dalam kaitannya dengan philosofy kebidanan
bahwa kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis sehingga seorang bidan harus
berupaya untuk meminimalisir adanya intervensi dalam masa kehamilan,
persalinan-kelahiran dan nifas dalam upaya untuk menurunkan mortalitas dan
mordibitas.
Namun
kebanyakan wanita dapat melewati persalinan yang normal dan merawat bayi dengan
baik, tetapi ada juga yang membutuhkan ekstra bantuan dari provider untuk
menjalankan perannya sebagai ibu.
2.1.1Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Trimester
I
Trimester
pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan mambuat fakta
wanita bahwa ia hamil. Trimester pertama juga sering merupakan masa
kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi aman.
Perubahan
psikologis dari trimester 1 disebabkan karena adaptasi tubuh terhadap
peningkatan hormon progesteron dan esterogen. Segera setelah terjadi perubahan,
hormon progesteron dan esterogen dalam
tubuh akan meningkat dan ini akan menyebabkan
timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya
payudara. Ibu merasa tidsak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak
ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Seringkali
pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada
trimester pertama seorang ibu hamil akan mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa
dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
di perhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau
dirahasiakannya.
Sekarang
wanita merasa sedang hamil dan perasaannya pun bisa menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Hal ini dipengaruhi oleh keluhan umum seperti lelah, mual, sering
BAK, membesarnya payudara. Perubahan emosi yang sering terjadi adalah mudah
menangis, mudah tersinggung, kecewa penolakan, dan gelisah serta seringkali
biasanya pada awal kehami lan ia berharap untuk
tidak hamil.
Pada
trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali ibu mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Ibu sering
merasa ambivalen, bingung, sekitar 80% ibu melewati kekecewaan menolak, sedih,
gelisah. Kegelisahan timbul karena adanya perasaan takut, takut abortus atau
kehamilan dengan penyulit, kecacatan, kematian bayi, kematian saat persalinan,
takut rumah sakit dan lain-lain. Persaan takut ini hendaknya diekspresikan
sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak orang yang membantu dan
memberi perhatian. Oleh karena itu, sangat penting adanya keberanian wanita
untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga maupun bidan.
Sumber
kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan relasi dengan suami. Wanita
merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang atraktif adanya perubahan fisik
sehingga menjadi tidak percaya diri. Kebanyakan wanita mengalami penurunan
libido penurunan ini. Keadaan ini membuthkan adanya komunikasi yang terbuka dan
jujur dengan suami. Perubahan psikolog ini menurun pada trimester 2 dan
meningkat kembali pada saat mendekati persalinan.
Kegelisahan
sering dibarengi dengan mimpi buruk, firasat dan saat ini sangat mengganggu.
Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman akan kehamilan, bahaya/resiko,
komitmen untuk menjadi orang tua, pengalamanhamil akan membuat wanita menjadi
siap. Perasaan ambivalen akan berkurang pada akhir trimester 1 ketika wanita
sudah menerima/menyadari bahwa dirinya hamil dan didukung oleh perasaan aman
untuk mengekspresikan perasaannya.
Reaksi
pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah
timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya
mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk
menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah
akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari
hubungan seks karena takut menciderai janin.
Reaksi
para calon orang tua yang biasanya terjadi pada Trimester 1 adalah :
1. Calon
ibu
a. Terbuka
atau diam-diam
b. Perasaan
ambivalent terhadap kehamilannya
c. Berkembang
perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
d. Antisipasi
karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan
kehamilan
e. Perasaan
gembira
f. Ada
perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
g. Menerima/menolak
perubahan fisik
2. Calon
ayah
a. Berbeda
tergantung dari : usia, jumlah anak, interes terhadap anak, stabilitas ekonomi.
b. Menerima
atau menolak keadaan istri yang bisa disebabkan karena adanya gangguan
komunikasi.
c. Toleransi
terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun.
d. Ayah
dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru diluar rumah
2.1.2 Perubahan dan Adaptasi
Psikologis pada Trimester
II
Trimester
kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama
trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan
kehamilan.
Pada
trimester II, tubuh ibu sudah beradaptasi dengan kadar hormon yang lebih tinggi, sehingga merasa lebih sehat
dibandingkan dengan trimester I. Periode ini sering disebut periode sehat ibu
sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah mengharapkan
bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin membesar, terlihat
gerakan janin saat di USG semakin meyakinkan bahwa bayinya adalah individu yang
terpisah dari dirinya, oleh karena itu sekarang ia lebih fokus memperhatikan
bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif.
Sebelum
adanya gerakan janin ia berusaha untuk terlihat sebagai ibu yang baik, dan
dengan adanya gerakan janin ia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini
menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan wanita
hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru ketertarikannya pada kehamilan dan
persalinan serta persiapan untuk menjadi peran baru.
Kebanyakan
wanita mempunyai libido yang meningkat dibandingkan trimester 1, hal ini
terjadi karena ketidaknyamanan berkurang, ukuran perut tidak begitu menganggu,
berkurangnya kegelisahan dan kekhawatiran.
Reaksi para calon orang
tua yang biasanya terjadi pada trimester II adalah :
1. Calon
ibu
a. Mengalami
perubahan fisik yang lebih nyata
b. Ibu
merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima daan menganggap sebagai
bagian dirinya.
c. Dorongan
seksual dapat meningkat atau menurun
d. Mencari
perhatian suami
e. Berkosentrasi
pada kebutuhan diri dan bayinya
f. Perasaan
lebih berkembang seingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya
g. Perasaan
cenderung lebih stabil
2. Calon
ayah
a. Merasa
senang dengan pergerakan janin
b. Melibatkan
diri dengan masalah kehamilan istrinya
c. Memberikan
perhatian yang dibutuhkan oleh istrinya
d. Bila
merasa gagal dalam memberikan perhatian ini ayah menghabiskan waktu diluar
rumah
e. Bila
berhasil, perhatian yang di berikan lebih besar lagi
2.1.3 Perubahan
dan Adaptasi Psikologis pada Trimester III
Trimester
ketiga sering kali disebut periode menunggu/penantian dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III
adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua
seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Pada
periode ini ibu tidak sadar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda
persalinan, perhatian ibu berfokus pada bayinya,sehingga ibu selalu waspada
untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera, dan akan menghindari orang/hal/benda
yang dianggap membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut
kelahiran bayinya, mebuat baju, menata kamar bayi, membayangkan
mengasuh/merawat bayinya, menduga-duga akan jenis kelamin dan rupa bayinya.
Pada
trimester III ini juga biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan
dirinya, bayinya, kelainan pada bayi, persalinan, nyeri persalinan dan ibu
tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirakan. Ketidaknyamanan pada
trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek menjadi lebih
ketrgantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping
itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterimanya selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungabn
dari suami, bidan dan keluarganya. Masa ini juga disebut masa krusial/penuh
kemelut untuk beberapa wanita karena adanya krisis identitas, karena mereka
mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega (Oalkey, dalam
sweet, 1999).
Mereka
merasa kesepian dan terisolasi dirumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran
seperti tindakan medikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa
kehamilannya sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif takut kehilangan
pasangan. Bidan harus mampu mengkaji dengan teliti/hati-hati sejumlah stress
yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan memberikan dukungan.
Reaksi
para calon orang tua yang biasanya terjadi pada trimester III adalah :
1. Calon
ibu
a. Kecemasan
dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau
terjadi gangguan body image
b. Merasa
tidak feminim menyebabkan perasaan takur perhatian suami berpaling atau tidak
menyenangi kondisinya
c. 6-8
minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas
terhadap kondisi bayi dan dirinya.
d. Adanya
perasaan tidak nyaman
e. Sukar
tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
f. Menyibukkan
diri dalam persiapan menghadapi persalinan
2. Calon
ayah
a. Meningkatnya
perhatian pada kehamilan istrinya
b. Meningkatnya
tanggung jawab finansial
c. Perasaan
takut kehilangan istri dan bayinya
d. Adaptasi
terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya
2.2 Pengaruh Faktor
Psikologis Terhadap Kehamilan
Kehamilan merupakan krisis maternitas yang dapat menimbulkan stress,
tetapi berharga karena menyiapkan wanita tersebut untuk memberi perawatan dan
mengemban tugas yang lebih berat. Apabila wanita hamil berubah perangainya
menjadi cepat naik darah atau yang rajin menjadi lebih malas, hal tersebut merupakan
hal yang wajar karena wanita tersebut mengalami perubahan emosi.
Respons emosional selama kehamilan bergantung pada beberapa factor yaitu
dari internal maupun eksternal.
1.
Faktor
Internal
Ini meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari
diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu, emosi yang
labil dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat
ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang denga kepribadian yang
tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami ibunya.
2.
Faktor
Eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar, bentuknya sangat bervariasi.
Misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan
dari lingkungan dan masih banyak lagi.
3.
Dukungan
Keluarga
Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil
yang cenderung lebih labil daripada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak
dukungan dari keluarga terutama suami. Misalnya, pada kasus penentuan jenis
kelamin dimana keluarga menginginkan jenis kelamintertentu, ibu hamil tersebut
akan merasa cemas jika nantinya anaknya lahir dengan jenis kelamin yang tidak
sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik mental. Keluarga juga
harus membantu dan mendampingi ibu dalam menghadapi keluhan yang muncul selama
kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan
memengaruhi ibu berupa nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, dan mual
muntah yang berlebihan.
4.
Substansi
Abuse
Wanita yang memakai obat-obatan tetap mempriotaskan agar dunia mereka
tetap aman. Mereka merahasiakan, mengurangi jumlah pemakaiannya, dan mengambil
sikap agresif terutama bila mereka memandang tenaga kesehatan sebagai
penghambat. Ini perlu kita berikan perhatian karena pada pasien yang mengalami riwayat ini, tenaga
kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatakan dirinya sebagai teman atau
pendamping yang dapat dijadikan tempat bersandar bagi pasien dalam masalah
kesehatan. Pasien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang
tertutup.
5.
Partner
Abuse
Partner abuse merupakan kekerasan selama kehamilan oleh pasangan.
Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual sehingga
dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan pada ibu hamil dapat berupa
langsung maupun tidak langsung. Bentuk langsung antara lain trauma dan
kerusakan fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta, frakur
tulang, rupture uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung adalah
reaksi emosional, peningkatan kecemasaan, depresi, rentan terhadap penyakit.
Trauma pada kehamilan dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan
peningkatan frekuensi merokok serta minum alcohol.
Dewi, Vivian nanny lia dewi, Surnasih,
Tri.2011.Asuhan Kehamilan untuk Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Sulistyawati, Ari.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa
Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Indrayani. 2011.Buku Ajar Asuhan Kehamilan.Jakarta Timur : CV. Trans
Info Media
0 comments